GEODESI MANDED   KMTG : 
 
GEODESI MANDED
Visi
Membentuk KMTG yang kondusif, dinamis, berwawasan luas, serta Berprestasi baik di jurusan, Fakultas, dan masyarakat.
Misi
  1. Membentuk KMTG yang kondusif dalam peningkatan kompetensi, Pengembangan minat, penyalur Aspirasi, minat serta bakat Mahasiswa Teknik Geodesi.
  2. Mempererat Hubungan KMTG dengan BSO, Badan Non-department, alumni, dan jurusan. Memperkuat Relasi dengan Keluarga
  3. Mahasiswa/himpunan Mahasiswa lain, BSO serta lembaga di fakultas Teknik dalam hal jaringan, informasi, serta keilmuan.



Masa belajar di perguruan tinggi adalah masa yang penting bagi pengembangan nilai kepribadian. Dimana kita akan menghadapi gagasan-gagasan dan filosofi baru.dan membuat  keputusan-keputusan pribadi dan karir yang akan mempengaruhi hidupnya. Salah satu pelajaran terpenting yang akan diperoleh di perguruan tinggi adalah mengatur waktu antara bekerja, belajar dan bersantai. Bila kita  mampu mengembangkan manajemen waktu dan kemampuan belajar yang baik di awal masa perkuliahan, maka tahun-tahun perkuliahan berikutnya akan dijalani dengan sukses.
Belajar menguasai materi suatu kuliah tentu saja penting, namun mempelajari cara belajar dan berpikir yang kritis, dalam beberapa hal, jauh lebih penting. Seperti usaha-usaha lainnya dalam kehidupan, upaya untuk berpikir kritis dan belajar efesien pada awalnya membutuhkan usaha dan waktu tambahan, tetapi ketika telah dikuasai, kemampuan-kemampuan tersebut akan menghemat banyak waktu anda di masa depan.
Banyak fakta yang menunjukkan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang sukses secara akademis juga merupakan mahasiswa-mahasiswa yang sangat sibuk. Karena mereka memiliki banyak pekerjaan atau aktivitas ekstra-kurikuler, mereka harus dan mampu mengatur waktu secara efektif dan belajar efesien.
Salah satu kunci utama untuk sukses dalam belajar di perguruan tinggi adalah menghindari menunda-nunda pekerjaan..
Dengan menentukan tujuan-tujuan yang jelas dan spesifik serta bekerja mencapainya dalam keteraturan, anda akan mampu mengurangi keinginan untuk menunda-nunda tersebut.
Salah satunya adalah dengan membentuk KMTG yaitu Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi yang dibentuk sejak  19 September 1970 .

 APA ITU KMTG  TK  UGM
  

KMTG FT UGM merupakan sebuah organisasi nonakademik yang berdiri pada tanggal 19 September 1970. Organisasi tersebut sudah menjadi salah satu sarana guna meningkatkan kemampuan mahasiswa jurusan Teknik Geodesi. KMTG menjadi peran penting di dalam pengembangan bagi seluruh mahasiswa jurusan Teknik Geodesi itu sendiri.
Visi
Membentuk KMTG yang kondusif, dinamis, berwawasan luas, serta Berprestasi baik di jurusan, Fakultas, dan masyarakat.
Misi
  1. Membentuk KMTG yang kondusif dalam peningkatan kompetensi, Pengembangan minat, penyalur Aspirasi, minat serta bakat Mahasiswa Teknik Geodesi.
  2. Mempererat Hubungan KMTG dengan BSO, Badan Non-department, alumni, dan jurusan. Memperkuat Relasi dengan Keluarga
  3. Mahasiswa/himpunan Mahasiswa lain, BSO serta lembaga di fakultas Teknik dalam hal jaringan, informasi, serta keilmuan.

Adapun Tujuan atau Manfaat yang dapat kita peroleh dengan adanya KMTG adalah :
  1. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
  2. Berpikir cerdik adalah menggunakan akal budi agar cepat mengerti suatu permasalahan yang sedang dihadapi dan mampu memberikan solusinya secara cepat dan tepat.
  3. Berpikir kritis adalah menggunakan akal budi untuk menelaah sesuatu dengan hati-hati. Berpikir kritis didefinisikan sebagai ketetapan yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa untuk apakah kita sebaiknya menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pernyataan dan tingkat kepercayaan dengan mana kita menerima atau menolaknya.
  4. Berpikir cerdik, kritis dan ilmiah adalah cara berpikir dengan menggunakan prinsip-prinsip logis, hati-hati, cepat dan tepat untuk menelaah suatu pernyataan atau permasahan, serta memberikan solusi yang cepat dan tepat.
  5. Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi (atau keyakinan) terhadap sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan pemecahan dan untuk itu dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat. Berpikir mengandung 2 unsur penting yaitu unsur logis dan unsure analitik.


1.                   Mengembangkan kemampuan berpikir cerdik
Berpikir cerdik berbeda dengan berpikir licik. Berpikir cerdik berarti kita menggunakan akal budi untuk mendapatkan cara-cara yang baik untuk mengatasi suatu permasalahan. Berbeda dengan berpikir licik yang berusaha menggunakan akalnya untuk mencari cara yang buruk untuk memutarbalikkan fakta. Memang, kadangkala amat sulit membedakan antara berpikir cerdik dan licik.
Ada 8 strategi yang dapat mendorong cara berpikir anda lebih produktif untuk  
memecahkan masalah:
  1. Lihatlah persoalan anda dengan berbagai cara yang berbeda dan cari perspektif baru yang belum perbah dipakai oleh orang lain (atau belum diterbitkan).
  2. Bayangkan
  3. Hasilkan! Karakteristik anak jenius yang membedakan adalah produktivitas.
  4. Buat kombinasi-kombinasi baru. Kombinasikan, dan kombinasikan ulang ide-ide, bayangan-bayangan dan pikiran-pikiran ke dalam kombinasi yang berbeda, tidak peduli akan keanehan atau ketidakwajaran.
  5. Bentuklah hubungan-hubungan; buatlah hubungan antara persoalan-persoalan yang berbeda.
  6. Berpikir secara berlawanan
  7. Berpikir secara metafora
  8. Persiapkan diri anda untuk menghadapi kesempatan

2.                   Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
Hanya sedikit hal dalam hidup ini yang berupa hitam dan putih. Sehingga sangat penting untuk mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sisi hingga mampu mencapai kesimpulan yang logis. Salah satu hal penting yang akan anda pelajari di perguruan tinggi adalah berpikir kritis dan tidak menerima apa yang anda lihat dan dengar secara seketika. Berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari materi baru dan mengaitkannya dengan apa yang telah anda ketahui. Meskipun anda tidak mengetahui semuanya, anda dapat belajar untuk bertanya secara efektif dan mencapai kesimpulan yang konsisten dengan fakta.
·Ketika anda menjumpai fakta, gagasan atau konsep baru, pastikan anda memahami dan mengetahui istilah-istilah yang ada.
· Pelajari bagaimana fakta atau informasi diperoleh. Apakah diperoleh dari percobaan, apakah percobaan tersebut dilakukan dengan baik dan bebas bias? Dapatkah percobaan itu diulangi?
· Jangan terima semua pernyataan pada secara seketika. Apakah sumber informasi tersebut dapat dipercaya?
· Pertimbangkan apakah kesimpulan mengikuti fakta? Bila fakta tidak mendukung kesimpulan, ajukan pertanyaan dan tentukan kenapa demikian. Apakah argumen yang dipergunakan logis atau mengambang?
· Terbuka terhadap gagasan baru. Contoh terkenal adalah teori tektonik lempeng. Meskipun prinsip-prinsip dasarnya telah diketahui pada awal abad 20, namun teori tersebut baru diterima kalangan luas setelah tahun 1970-an setelah bukti-bukti yang berlimpah.
Lihatlah pada gambaran yang besar untuk menentukan bagaimana berbagai unsur dalam topik tersebut dihubungkan. Sebagai contoh, bagaimana pembangunan sebuah bendungan akan mempengaruhi bentuk sungai? Apa yang akan terjadi pada pantai di mana sungai tersebut bermuara? Salah satu pelajaran yang sangat penting (yang juga membedakan geologi dengan ilmu lainnya) adalah bagaimana saling keterkaitan dan ketergantungan berbagai sistem di Bumi ini. Ketika anda mengubah salah satu, anda akan mengubah berbagai hal lainnya pula.
            Karakteristik pemikir kritis
- jujur terhadap diri sendiri
- melawan manupulasi
- mengatasi kebingungan (confusion)
- mereka selalu bertanya
- mereka mendasarkan penilaiannya pada bukti
- mereka mencari hubungan antar topik
- mereka bebas secara intelektual
           Strategi untuk membaca secara kritis
           Tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut pada diri anda sendiri:
- Apa topiknya?
- Kesimpulan apa yang diambil oleh pengarang tentang topik tersebut?
- Alasan-alasan apa yang diutarakan pengarang yang dapat dipercaya?
- Apakah pengarang menggunakan fakta atau opini?
- Apakah pengarang menggunakan kata-kata netral atau emosional?


3.                   Mengembangkan berpikir ilmiah
Sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi (terutama di perguruan tinggi) pelajar itu diajar agar berpikir ilmiah, yaitu berpikir logis-empiris. Di perguruan tinggi, sebelum mahasiswa mengadakan penelitian untuk menulis skripsi atau tugas akhir, mereka belajar Metodologi Riset, di situ mereka pasti diajari metode ilmiah (scientific method). Rumus metode ilmiah ialah logico-hypotetico-verificatif. Artinya, sesuatu yang benar itu haruslah logis dan didukung data empiris. Metode ilmiah inilah yang merupakan grand theory yang darinya diturunkan metode-meatode penelitian. Rumus logico-hypotetico-verifikatif adalah tulang punggung teori penelitian ilmiah, sedangkan penelitian ilmiah itu adalah cara yang sah dalam memperoleh kebenaran ilmiah.

Metode ilmiah
Kerja memecahkan masalah akan sangat berbeda antara seorang sarjana dengan seorang awam. Seorang sarjana selalu menempatkan logika serta menghindarkan diri dari pertimbangan subyektif. Sebaliknya bagi orang awam, kerja memecahkan masalah dilandasi oleh campuran pandangan perorangan ataupun dengan apa yang dianggap masuk akal oleh banyak orang.
Dalam menelaah, seorang sarjana dapat saja mempunyai teknik, pendekatan ataupun cara yang berbeda dengan seorang ilmuwah lainnya. Tetapi kedua sarjana tersebut tetap mempunyai satu falsafah yang sama dalam memecahkan masalah, yaitu menggunakan metode ilmiah.
Dapat didefinisikan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Metode ilmiah dalam menelaah atau meneliti mempunyai criteria serta langkah


4. Mengembangkan Pola berpikir induktif dan deduktif
Pada hakekatnya, berpikir secara ilmiah merupakan gabungan antara penalaran secara deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan erat dengan rasionalisme atau empirisme. Memang terdapat beberapa kelemahan berpikir secara rasionalisme dan empirisme, karena kebenaran dengan cara berpikir ini bersifat relatif atau tidak mutlak. Oleh karena itu, seorang sarjana atau ilmuwan haruslah bersifat rendah hati dan mengakui adanya kebenaran mutlak yang tidak bisa dijangkau oleh cara berpikir ilmiah.
Induksi merupakan cara berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Sementara deduktif merupakan cara berpikir yang berpangkal dari pernyataan umum, dan dari sini ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
 
Sebagai seorang sarjana atau ilmuwan, kita dituntut berpikir cerdik, kritis dan ilmiah dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Namun sebagai seorang sarjana kita juga dituntut untuk mempunyai sifat rendah hati, karena kebenaran yang diperoleh melalui proses berpikir tersebut bersifat relatif.

BAGAIMANA ACARA GEO MANDED

Sabtu, 10 Nopember  200 kami memulai acara Geodesy Minded ini. Pukul 07.00 tepat, kami sampai dan memulai kegiatan ini di kampus kami, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Banyak kegiatan yang kiranya memberikan banyak manfaat bagi kami semua. Rangkaian kegiatan tersebut bermula dari Pembukaan Resmi dari PJ Alumni dan Kemahasiswaan Teknik Geodesi yaitu Bapak Ir. Gondang Riyadi, Dipl.C, MT.


Kekompakan, kekeluargaan, dan kebersamaan itu sangat diperlukan di sini, di Teknik Geodesi UGM.Perkenalan dari kakak-kakak panitia pun dilakukan agar semua bisa tahu dan mengenal. Setelah itu, untuk testing semangat kita, yel dari masing-masing kelompok dilantunkan dengan semangat dan jargon-jargonnya. Semua itu membuat suasana menjadi lebih ceria.

Saatnya tentang wawasan wiyatamandala, yang dikhususkan ke kunjungan laboratorium-laboratorium di Teknik Geodesi ini. Dari lab Hidrologi-Oseanografi, lab Fotogrametri, lab Kartografi, lab Ilmu Ukur Tanah, dan lab Geodesi-Geomatika telah kami kunjungi. Disana kami bisa kenal lebih jauh tentang laboratorium dan mata kuliah terkait. Dengan beberapa penjelasan dari kakak-kakak, kami bisa tahu lebih dari sebelumnya.

Saatnya menjalankan perintah agama, kewajiban kita untuk melakukan ibadah. Hingga pukul 12.00 kami diberi waktu untuk mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa.

Setelah itu, charging dilakukan. Makan siang telah ditunggu tentunya. Untuk memulai aktivitas berikutnya. Kunjungan pun berlanjut ke KMTG dan BSO-nya. Memulai dari SKI (bukan BSO) yaitu tentang kerohanian. Mas Dany dkk menjelaskan beberapa hal tentang SKI ini. Dilanjutkan ke kunjungan ke Geodeta, yaitu BSO yang bergerak dibidang jurnalistik. Berlanjut ke GEC (Geodesy English Club) dengan gamesnya, kemudian ke Geodipa, yaitu pencinta alamnya Geodesi. Di Geodipa, beberapa dari kami ada yang mencoba uji nyali, yakni turun tebing. Menarik dan rasanya ingin untuk ikut dalam BSO tersebut. Kunjungan berikutnya adalah menuju induk dari organisasi-organisasi yang ada di Teknik Geodesi ini, yaitu Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi (KMTG). Di sana kami dikenalkan dengan KMTG dan kelima departemennya. Kelima departemen itu adalah PSDA, DIKTI, MIKAT, KMHM, dan Kewirausahaan.

Sholat 'asar dilakukan dan setelah itu adalah mengenai eksekusi. Mungkin kami lebih menyebutnya latihan fisik dan mental. Di acara ini kami dilatih fisik dan mentalnya agar tidak terkejut dengan keadaan lapangan yang kiranya membutuhkan banyak kekuatan fisik dan mental.

Rangkaian acara ini berakhir sekitar pukul 17.15, kami pulang dengan kelelahan. Walau lelah, tapi ini adalah sebuah latihan agar kita bisa menyatu dengan keadaan lapangan. Tentu semua itu berguna dan banyak manfaat yang dapat kita ambil. Semoga Minded sesi berikutnya akan lebih berharga untuk kami. Amiin....

Geodesy Minded Hari Ke 4
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini kami kembali bekumpul di KPTU, agar kami dapat pergi ke kampus untuk mengikuti Geodesy Minded XXIII bersama-sama. Dan seperti biasa juga pada pagi itu kami mempersiapkan diri dengan sepenuhnya, dan menyiapkan hati sepenuhnya untuk acara tesebut. Kami pun segera berangkat ke kampus bersama-sama.
Seperti biasa pagi itu kami di sambut dengan teriakan-teriakan dan bentakan-bentakan dari kakak keamanan, yang ingin kami disiplin dan selalu menghargai waktu.Hari itu diawali dengan acara absen terlebih dahulu dan kemudian pengumpulan tugas-tugas. Setelah acara pengumpulan tugas, acara selanjutnya adalah acara makan agar-agar bersama-sama. Ternyata se-menakutkan apanya kakak keamanan, ternyata lebih menakutkan kakaka konsumsi, mengingat mereka berhubungan dengan perut, yang mana kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami akibat makanan tersebut. Setelah itu acara selanjutnya adalah acara lomba melakukan centering dan sumbu 1 vertikal pada theodolit. Kembali kami mendapatkan pelajaran baru dari Geodesy Minded ini, sesuatu yang belum pernah kami dapatkan sebelum nya di materi kuliah. Tapi sayang pada lomba tersebut kami kalah dan kami kembali gagal membawa harum nama GEOSAT. Tapi ya tak apalah setidaknya kami telah usaha dan berusaha sebaik mungkin.
Setelah acara lomba dan pengumuman siapa pemenangnya, kami di persilahkan masuk kelas, dan mengikuti acara / materi selanjutnya. Pada saat itu kami di datangkan tiga orang narasumber yang semua nya merupakan alumni geodesi UGM yang bisa di bilang sudah sukses dengan kerjaan mereka. Disana kami begitu banyak mendapatkan ilmu baru, dan lagi-lagi kami yakin ilmu-ilmu seperti itu( pengalaman ) tidak akan kami dapat kan pada saat perkuliahan. Satu lagi manfaat Geodesy Minded kami dapatkan.
Setelah acara tesebut acara selanjutnya dilanjutkan dengan shalat Dzuhur di Mustek UGM. Setelah shalat kami kumpul lagi di kampus dan kemudian masuk kelas lagi (III.1), dan diisi dengan acara bicara bahasa inggris(mengungkapkan opini tentang suatu topic yang telah di tentukan) dan nyanyi-nyanyi bahasa inggris hehehehe. Setelah itu kami kembali lagi berbaris di depan kampus dan kemudian dilanjutkan dengan lomba kuis. Tapi lagi-lagi kami gagal dan tidak menang dalam lomba ini.Acara selanjutnya adalah shalat Ashar.
Waktu begitu cepat berlari, tanpa sadar ternyata kami sudah di penghujung Geodesy Minded pada hari itu. Acara terakhir yaitu kembali kepada kakak keamanan. Disini kami kembali di beri banyak pelajaran dan manfaat baru. Dan disini juga kami di buat lebih aktif dari hari-hari sebelumnya, hal itu di karenakan kami sendiri yang tidak kritis terhadap perintah kakak keamanan tersebut.
Setelah itu kami kembali di bariskan di dean kampus, dan diberi beberapa nasehat, yang tentunya sangat berguna bagi kami. Setelah itu acara Geodesy Minded pada hari itupun berakhir. Dan di tutup dengan penuh introspeksi diri pada diri kami masing-masing. Dan segera mempersiapkan diri untuk hari berikutnya.


PESAN DAN KESAN MINDED KE 3
Minded ketiga kemarin dilaksanakan pada tanggal 25 oktober 2009. pagi-pagi kami seangkatan kumpul di KPTU. Kemudian berangkat bersama- sama. Karena telat kami harus lari. Acara pertama seperti biasa ada pemeriksaan siapa saja yang tidak hadir atau datang terlambat. Dan dilanjutkan dengan pemeriksaan tugas. Setelah absensi acara dilanjutkan dengan sarapan roti tawar. Kemudian acara dilanjutkan dengan jogging kemudian dilanjutkan dengan senam pagi ringan. Senam pagi itu di pimpin oleh kak yoga. Dengan iringi lagi berbahasa inggris. Semua peserta minded dan panitia mengikuti senam tersebut. Setelah acara senam minded ke-3 acara di lanjut kan dengan masuk ke kelas, yaitu ke ruangan 3.1, di sana ada pak bondang dan pak kun yang akan menjelaskan tentang PKM atau Program Kegitan Mahasiswa. Di situ di jelaskan tentang kreativitas, kreatif itu bukan berarti harus menemukan sesuatu yang benar-benar baru atau terobosan-terobosan baru, tetapi masih bisa memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Banyak hal yang kami peroleh dari pembicaraan yang di sampaikan oleh pak bondang tersebut, seperti bagaimana kami memanfaatkan ide-ide yang kami punya untuk bisa dimanfaatkan dan dibagikan ke orang lain secara kreatif dan inovatif.
Setelah acara PKM kami melanjutkan acara yang di laksanakan di halaman geodesi untuk makan siang, yang berbeda dari setiap makan siang kali ini adalah setiap makanan yang di bawa oleh peserta di putar, jadi secara tidak langsung makanan yang di bawa kita makan bersama-sama dengan teman satu kelompok. Tapi sebelumnya kami mengadakan games untuk setiap kelopok dengan mata tertutup kami harus mencari sebuah harta karun yang berisikan huruf-huruf . ternyata kelompok kami mendapatkan huruf “k” dan setiap kelompok juga mendapatkan huruf-huruf, dari setiap huruf yang di gabung terbentuk kata “KELUARGA” makna dari kata itu adalah bahwa setiap anggota geodesi adalah keluarga. Setelah itu kami melanjutkan keruang 3.1 untuk mempresentasikan proposal yang telah kami buat, selesai dari itu kami turun lagi tetapi berhubung hari hujan kami hanya sampai di lobi dan pulang.


KESAN DAN PESAN MINDED KE 2

Hari minggu untuk minggu ini harus bangun pagi lagi padahal biasanya kalau hari minggu habis sholat tidur lagi. Waktu itu kami bangun jam 05.00 WIB. Habis itu solt, terus mndi, sarapan dan berangkat lagi kekampus.
Kami berangkat bersama teman-teman . dan kami satu angkatan kumpul di KPTU. Habis itu kami berangkat bareng-bareng ke kampus Teknik Geodesi untuk mengikuti Geodesy Minded ke XXIII yang tepat dimulai pukul 07.00 WIB pagi. Hari itu ada 10 teman kami yang tidak ikut Geodesy Minded. Hari itu juga dimulai dengan absensi setiap kelompok yang tidak ikut dan juga datang terlambat. Setelah itu da checking barang-barang apa saja yang tidak dibawa oleh setiap peserta.ada yang tidak lengkap, ada pula yang lengkap. Semua barang harus dibawa ditaruh diatas ponco yang dibuka dan digelar diatasnya.
Acara pagi itu adalah mengelilingi fakultas teknik dengan pos-pos yang sudah dipersiapkan oleh panitia sebelumnya.nah, setelah itu acara dimulai dengan berjalan kaki sesuai dengan jatah dan urutan nomor kelompok.
Hari itu kelompok geosat ke pos didekat parkiran motor KPTU dekat fisika teknik. Disitu kakak senior sie dokumentasi memberikan kami untuk memilih dan mengambil barang-barang yang ada disekitar wilayah itu untuk dipakaikan menjadi barang-barang yang berkaitan dengan jurusan teknik geodesi. Pada waktu itu kami mengambil sapu, bata, botol, kayu, dan banyak lagi yang lain. Dari semua barang-barang yang di ambil, harus dijelaskan mengapa kami mengambil barang-barang itu. Kemudian kami menyatukan barang itu menjadi sebuah alat yang berkaitan dengan teknik geodesi.
Setelah ke pos sie dokumentasi, acara dilanjutkan ke pos berikutnya. Kelompok kami kemudian mengunjungi pos sie acara. Disana ada games yang bertugas untuk meneruskan hurup terakhir untuk dibuat menjadi sata yang baru. Dimana kata-kata itu berhubungan dengan geodesi.
Setelah itu kami melanjutkan ke pos dimana ada kakak-kakak dari OC,SC, dan DP. Tak lupa untuk pos yang kami kunjungi kami harus menunjukan hormat geodesi yang kami peragakan dan juga yel-yel kelompok kami.
Dari kakak-kakak OC, SC, dan DP, kami menuju ke pos selanjutnya, yaitu pos sie ibadah. Disitu kami membahas pro dan kontra tentang kedatangan miyabi ke Indonesia. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke sie konsumsi. Disitu kami harus menghabiskan roti tawar yang kami bawa. Dengan di campur 3 buah madu dan harus dihabiskan dalam waktu 5 menit.
Perjalanan dilanjutkan ke pos yang dijaga oleh sie kesehatan kemudian ke sie keamanan. Dan yang terakhir adalah sie perlengkapan. Disitu kami di kasi games yang membutuhkan kekompakan.
Dari semua pos-pos yang dikunjungi terdapat banyak hal yang bisa kami petik. Misalnya, kami harus bisa berpikir cerdik, cerdas dan cepat. Tak lupa juga, sifat kebersamaan dalam setiap kelompok, harus benar-benar dijaga.

SUCCES GEODESI 




MENGERJAKAN TUGAS DOSEN
 1. Disebuah gedung sekolah semua di kasih CCTV pemantau ,hanya kamar mandi yang tidak ,    tetapi justru di gunakan untuk membolos oleh para siswa ,nilai apa yang terkandung.
2.  Seorang remaja diajak ke pesta kebetulan umat Kristiyani,tetapi keluarga itu       
      menyediakan makanan yang  halal sesuai dengan kaidah islam,nilai apa yang
      terkandungl
3   Orang budha yang hidup dalam lingkungan keluarga kristen ,sehingga orang dia  
     mempelajari dan merubah penampilan nya,namun dia justru kehilangan jati
     diri.akhirnya dia kembali menjadi jatidiri
4. 


45 Butir Pengamalan Pancasila

Posted on Social Life.

Hari ini adalah Hari Lahir Pancasila, dan saya yakin sebagian dari kita tidak bisa menyebutkan dengan benar kelima sila dari Pancasila. Apalagi disuruh menyebutkan 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.
Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini sebagai negara berideologi agama tertentu.

Semoga saja 45 Butir Pengamalan Pancasila ini dapat mengingatkan kita akan nilai – nilai kebaikan yang patut kita amalkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan pengamalan dalam keseharian kehidupan kita? Saya rasa perlu suatu pemerintahan otoriter di Indonesia untuk memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin nilai – nilai sosial dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di negara Indonesia yang nyata – nyata sangat plural ini. Pemerintahan otoriter sangat diperlukan ketika berhadapan dengan masyarakat yang tak bermoral, tak terkendali, tak mau diatur, dan merasa dirinya adalah kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama dengan orang lain. Semoga saja bangsa Indonesia tidak separah itu ;))


 

                           Makna Nilai dalam Pancasila

a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.


          (ini UTS mata kuliah di semester 6)
         Bangsa Indonesia adalah bangsa yang banyak memiliki kekayaan dalam segala bidang, kaya akan sumber daya alam dan juga manusianya. Indonesia adalah gambaran mengenai suatu negeri yang melimpah ruah dalam segala aspek. Kita, sebagai rakyat Indonesia adalah bagian tersebut. Setiap manusia di dalamnya mempunyai keunikan tersendiri dan nilai kelebihan lainnya. Agama, budaya serta nilai sosial yang terjaga di dalam masyarakat tentunya menjadi suatu pilihan yang harus dimiliki oleh setiap orang di negeri ini.
           
Perjalanan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah jaman penjajahan membawa perkembangan Pancasila sebagai dasar Negara yang mengatur kehidupan masyarakat. Pancasila menurut Naufal dalam situs webnya (2011) sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag dari negara), Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi negara (staatsidee). Naufal juga menjelaskan bahwa fundamental suatu bangsa yang kuat, akan menguatkan berdirinya bangsa tersebut. Sebaliknya, bila fondasi rapuh, maka bangsa tersebut akan lemah. Dengan begitu, pancasila menempati tempat istimewa dalam proses penyelenggaraan Negara.
Pancasila sila 1 dengan isinya :’Ketuhanan yang Maha Esa’ adalah bisa diambil menjadi satu contoh dari terapan dalam hal toleransi kehidupan beragama. Indonesia mengakui adanya Ketuhanan yang Esa, oleh karena itulah wajib bagi setiap orang untuk memeluk agama menurut keyakinannya. Bulir pancasila sila pertama yang ketiga: ‘mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.’ Menilik maksud bulir tersebut, contoh toleransi yang bisa dimunculkan adalah seperti saling tolong-menolong, menghindari permusuhan atau diskriminasi terhadap pemeluk agama yang lain.
Menurut Theodorson & Theodorson, (1979: 115-116), diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Pengertian diskriminasi menjelaskan bahwa adanya perlakuan tidak adil antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dan diskriminasi juga bisa mencakup hal apa saja yang dimana ada perbedaan. Diskriminasi adalah tindak lanjut akibat kurangnya rasa toleransi di sesama makhluk hidup di muka bumi ini. Bila diskriminasi terus menerus eksis, rasa kepercayaan diantara masyarakat akan hilang dan itu bisa berakibat buruk terhadap kesatuan dan persatuan di bangsa ini.
Intoleransi yang sekarang ini terjadi banyak terjadi menimpa umat pemeluk agama. Kita mungkin tahu masalah umat Ahmadiyah yang ditentang keras oleh beberapa kaum Islam. Walaupun mereka adalah sesama Islam, ternyata ada gesekan yang diyakini oleh kaum Ahmadiyah dan yang tidak diyakini umat Islam lainnya. Memang tidak mudah untuk menghadapi masalah ini karena berkaitan dengan prinsip hidup dan keyakinan pribadi di dalamnya. Pihak yang tidak sepaham dengan Ahmadiyah tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan seperti merusak masjib, membakar rumah umat Ahmadiyah. Kasus Ahmadiyah ini termasuk dalam tragedi kemanusiaan ditengah-tengah bangsa ini.
Selain masalah pelik ini, ada juga krisis toleransi yang dialami beberapa kaum minoritas yang sulit untuk beribadah. Kasus penutupan gereja yang kerap kali terjadi seperti mengikis isi UUD 1945 pasal 29 ayat 2: ‘Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.’ Kasus penutupan gereja serta ketidakbebasan kaum minoritas untuk menyembah Tuhannya cukup mengorek kemanusiaan karena hak asasi manusia tersebut dilanggar oleh beberapa oknum. Negara beserta aparat lainnya sebagai pengamal Pancasila dianggap gagal dalam menjalankan tugas untuk menjamin kebebasan beribadah tersebut (Panggabean, 2010 dalam Liputan 6 SCTV). Negara tidak berhasil menjalankan fungsi Negara yang menjamin kelangsungan hal tiap-tiap orang untuk beribadah seperti yang tertulis di UUD pasa;l 29 dan sila pertama pancasila.
Kejadian diskriminasi agama yang terjadi sebaiknya harus segera diatasi mengingat akan merusak citra bangsa Indonesia yang berprinsip Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila  sebagai landasan Negara ini harus ditegakkan kembali dan pasal-pasal UUD diluruskan sesuai dengan fungsinya. Sikap toleransi yang sekira mulai lenyap harus ditumbuhkan lagi. Pemerintah dapat mengadakan diskusi antar agama yang dimakna dimaksudkan untuk kembali menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Implementasi pancasila juga harus diwujudkan dengan peraturan-peraturan yang mengatur kebijakan ruang lingkup mengenai tata pembangunan ruang ibadah yang jelas dimengerti. Ini dimaksudkan untuk mengurangi kecemburuan dimana mungkin jumlah pembangunan masjid lebih banyak dibandingkan dengan gereja. Kepastian ijin pembangunan juga tidak boleh pilih-pilih. Selama mereka yang mengajukan pembangunan melengkapi persyaratan, maka jangan dipersulit. Ini langkah-langkah yang bisa ditempuh pemerintah untuk kembali menumbuhkan sikap toleransi.
Sesuai dengan penggagas awal, Ir. Soekarno, nilai-nilai Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri dan dikristalisasikan dari nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Nilai-nilai tersebut dapat diamati diberbagai kelompok masyarakat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Diakui bahwa dalam mempraktikkan nilai-nilai tersebut terdapat  perbedaan pada berbagai kelompok masyarakat yang berbeda sekedar nilai praktiknya, namun nilai dasarnya tetap sama. Dengan demikian maka Pancasila memang merupakan living reality dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sementara pada jaman sekarang ini, beberapa konflik yang muncul akibat kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, kesalahpahaman, rasa primordialisme (perasaan mengutamakan hal-hal yang dibawa sejak lahir, melingkupi blood, mind dan place) dan ethnosentrisme (sikap atau cara pandang terhadap etnis dan budaya lain dari sudut pandang etnis dan budaya kita) yang berlebihan, untuk itu diperlukan beberapa pedoman yang hendaknya dijadikan patokan bagi warga masyarakat yang bersifat majemuk.
Kebenaran dan ketangguhan Pancasila tidak perlu diragukan lagi. Namun tanpa pemahaman oleh masyarakat luas secara mendalam terhadap konsep, prinsip dan nilai yang terkandung di dalamnya, disertai dengan sikap, kemauan dan kemampuan untuk menerapkannya, maka Pancasila hanya sebagai simbol belaka. Hubungan antar warga masyarakat yang majemuk tidak akan menuju pada integritas bangsa namun setiap kelompok masyarakat akan lebih memikirkan kepentingan kelompoknya, apalagi jika ditambah dengan adanya kesenjangan sosial ekonomi dan kesalahpahaman atau miscommunication, maka yang muncul adalah konflik antar golongan, suku, agama dan budaya.
Beberapa pedoman pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya;
  1. Mengembangkan pola pikir dan pola tindak berdasar pola konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila
  2. Mengembangkan sikap-sikap perilaku dalam mempertahankan dan menjaga kelestarian pembukaan UUD 1945
  3. Mengembangkan kemampuan mengoperasionalisasikan demokrasi dan HAM berdasarkan Pancasila.
  4. Mengembangkan kemampuan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan yang sejalan dan tidak bertentangan dengan Pancasila dan dasar  negara.
  5. Mengembangkan kemampuan mengoperasionalisasikan perekonomian nasional berdasarkan Pancasila.
  6. Mengembangkan pola pikir Bhineka Tunggal Ika yang terjadi sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan bangsa yang pluralistik.
  7. Mengembangkan pemikiran baru dalam menghadapi perkembangan zaman tentang Pancasila tanpa meninggalkan jati dirinya.
     Untuk mengantisipasi munculnya sikap primordialisme dan ethnosentrisme, maka dalam menerapkan Pancasila diperlukan strategi, yang dapat dilakukan dengan pendekatan:
  1. Tahap artikulasi: pemberian penjelasan yang mantap tentang isi kandungan, kebenaran rasional, struktur dan tujuan implementasi Pancasila.
  2. Tahap internalisasi: usaha memasukkan gagasan tersebut dalam hati sanubari setiap warga negara sehingga benar-benar memahami dan bersedia menerimanya sebagai suatu kebenaran.
  3. Tahap aktualisasi: aplikasi gagasan tersebut dalam berbagai bidang kehidupan secara nyata, baik dalam pemikiran maupun perbuatan.
Ketiga tahap  dapat dijalankan melalui; lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke, melalui instansi-instansi pemerintahan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Selain tiga tahap tersebut, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu;
  1. Menimbulkan atensi: sajian mengenai Pancasila diupayakan menarik perhatian setiap orang sehingga khalayak sasaran (target audience) tidak merasa terpaksa, tetapi dengan senang hati, ikhlas, dan sukarela menerimanya.
  2. Mengembangkan komprehensi upaya untuk memahami, substansi konsep, prinsip dan nilai Pancasila, secara mendalam sehingga paham akan makna, esensi, maksud, dan tujuan gagasan yang apabila dilaksanakan bermanfaat dalam menjangkau masa depan yang lebih baik.
  3. Menimbulkan akseptasi, pengakuan secara jujur dan menerima secara sadar kebenaran konsep, prinsip, dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
  4. Menimbulkan retensi, terbentuknya keyakinan akan kebenaran dan ketangguhan gagasan tersebut sehingga dapat dijadikan pegangan/pedoman dan panduan dalam menentukan pilihan tindakan.
  5. Mengadakan aksi menerapkan konsep, prinsip, dan nilai Pancasila untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.
Dengan dasar seperti itu, sikap saling menghormati (mutual respect), mengakui eksistensi masing-masing (mutual recognition), berpikir dan besikap positip (positive thinking and attitude), serta pengayaan iman (enrichment of faith) perlu terus-menerus dikembangkan. Sikap lain yang  juga perlu ditumbuhkan adalah relatively absolute sekaligus absolutely relative, bahwa kebenaran yang saya miliki tetap relative bila dikaitkan dengan yang lain. Dengan demikian, demokrasi yang dikembangkan berdasarkan Pancasila adalah demokrasi yang religius.
Sikap tersebut kemudian  akan menumbuhkan toleransi. Terciptanya toleransi dlam kehidupan beragama dan bersuku bangsa akan meminimalkan terjadinya politisasi dan radikalisme agama. Jika kemajemukan tidak memiliki nila-nilai toleransi , tentu akan mengarah pada fanatisme berlebihan. Pada dasarnya nilai toleransi itu telah melembaga dalam kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Tuhan telah menciptakan berbagai bangsa, suku, ras, bahasa, dan lain-lain agar selalu berhubungan dan menjalani komunikasi serta solidaritas. Dalam proses interaksi ini berlangsung proses saling mengenal dan mengakui adanya perbedaan atau kemajemukan. Proses selanjutnya adalah usaha untuk saling berkomunikasi dan bekerjasama demi kepentingan yang lebih besar, misalnya urusan public atau kemanusiaan. Dari situ lahir solidaritas atau kesetiakawanan yang lebih luhur. Nilai-nilai kerjasama itu disarikan dari ajaran agama dan nilai budaya bangsa Indonesia. Demokrasi religius dalam kehidupan masyarakat majemuk harus diikuti kerjasama dengan mempertimbangkan keseimbangan.
Sementara yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah kerjasama lintas agama dan budaya untuk memberdayakan budaya nasional dan budaya politik yang berangkat dari akar-akar sosial budaya masyarakat Indonesia. Sejarah panjang bangsa ini yang didukung oleh situasi kosmologis menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia akan sealau mencari jalan tengah. Pancasila itu sendiri merupakan jalan tengah di antara agama dengan Negara.
Pemahaman tentang keberagaman agama dan saling menghargai di antara umat berbeda agama agaknya belum cukup. Pancasila mengisyaratkan untuk saling bekerjasama secara aktif guna menciptakan keadilan bersama, disegala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila dapat disebut sebagai “etika global” yang dapat mempertemukan berbagai keberagaman bangsa Indonesia.
Sudah saatnya penganut agma dan antar suku menghentikan pertikaian dan beralih mengatasi persoalan bersama, seperti kerusakan lingkungan, pengangguran, kriminalitas, ketidakadilan dan lain-lain. Semua merupakan common problem, persoalan lintas agama, karena berdampak pada kemanusiaan secara umum tanpa memandang agama maupun suku. Debat, pertikaian dan stereotip yang berdampak destruktif sudah saatnya ditinggalkan dan beralih pada masalah etis bagaimana mengatasi pesoalan bersama.
Untuk itu ada sebuah agenda sangat penting, yaitu bagaimana menumbuhkan semnagat multikulturalisme yang bertumpu pada ketergantungan sebuah komunitas dengan komunitas lain; kesadaran bahwa suatu komunitas tidak dapat hidup tanpa komunitas lainnya. Interdependensi itu mutlak dikembangkan agar tidak muncul superioritas kebudayaan satu terhadap kebudayaan lain. Dari sikap itu dapat dilahirkan toleransi, kerukunan, dan saling menghargai secara lebih genuine tanpa paksaan; sangat penting dan esensial dalam menjaga integrasi bangsa.
Sedangkan tujuan implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara antaralain;
  1. Masyarakat memahami secara mendalam konsep, prinsip, dan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  2. Masyarakat memiliki keyakinan akan ketangguhan, ketepatan, dan kebenaran pancasila sebagai ideologi nasional, pandangan, nilai bangsa dan negara dalam NKRI.
  3. Masyarakat memiliki pemahaman, kemauan, dan kemampuan mengimplementasikan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan.
Kemudian siapa saja yang menjadi sasaran implementasi nilai-nilai Pancasila tersebut?, yaitu: a) elite politik, b) insan pers, c) anggota legislatif, eksekutif, yudikatif pusat dan  daerah, d) tokoh agama, pendidikan, cendekiawan, pemuda, wanita, adat dan masyarakat, e) pengusaha, f) masyarakat luas. Meskipun kita sebagai bangsa pernah beberapakali “terluka” karena ada pertikaian antar agama, suku, budaya dan bahasa, namun masih ada harapan di masa mendatang untuk sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, tenteram, adil, makmur dan sejahtera.
K.    Penutup
Dari ulasan tersebut, dapat kita ambil beberapa kesimpulan dalam penulisan makalah ini, yaitu;
1)    Agar nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat diaktualisasikan oleh segenap warga masyarakat yang majemuk maka beberapa pedoman pengimplementasian nilai-nilai Pancasila tersebut diatas, harusnya menjadi sebuah kesepakatan mutlak yang harus ditaati oleh seluruh warga masyarakat yang majemuk.
2)    Strategi untuk menerapakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat majemuk, melalui; a) Tahap artikulasi: pemberian penjelasan yang mantap tentang isi kandungan, kebenaran rasional, struktur dan tujuan implementasi Pancasila, b) Tahap internalisasi: usaha memasukkan gagasan tersebut dalam hati sanubari setiap warga negara sehingga benar-benar memahami dan bersedia menerimanya sebagai suatu kebenaran, c) Tahap aktualisasi: aplikasi gagasan tersebut dalam berbagai bidang kehidupan secara nyata, baik dalam pemikiran maupun perbuatan.
3)    Tujuan dari penerapan nilai-nilai Pancasila adalah; a) Masyarakat memahami secara mendalam konsep, prinsip, dan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, b) Masyarakat memiliki keyakinan akan ketangguhan, ketepatan, dan kebenaran pancasila sebagai ideologi nasional, pandangan, nilai bangsa dan negara dalam NKRI, c) Masyarakat memiliki pemahaman, kemauan, dan kemampuan mengimplementasikan pancasila dalam berbagai bidang kehidupan.
Sasaran implementasi nilai-nilai Pancasila: a) elite politik, b) insan pers, c) anggota legislatif, eksekutif, yudikatif pusat dan  daerah, d) tokoh agama, pendidikan, cendekiawan, pemuda, wanita, adat dan masyarakat, e) pengusaha, f) masyarakat luas.
Dari penulisan makalah ini penulis dapat berikan beberapa  saran yang sekiranya dapat diambil manfaatnya, yaitu;
1)    Pemerintah hendaknya dengan segenap kemampuan menginternalisasikan dan mengaktualisasikan  nilai-nilai luhur Pancasila, dalam setiap regulasi yang dibuatnya. Nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya sudah menjadi karakteristik asli bangsa Indonesia, namun tergerus oleh kemajuan jaman dan ketidakadilan, ketidakmerataan ekonomi dan hasil-hasil pembangunan, sehingga muncullah konflik-konflik di daerah, yang merupakan akumulasi dari adanya sikap dan perlakuan yang diterima tersebut.
2)    Lembaga swadaya masyarakat mempunyai peran cukup strategis dalam mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila, hendaknya didukung dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat dimanapun berada, baik di pulau-pulau besar maupun di pulau-pulai perbatasan dan pedalaman
3)    Memaksimalkan potensi kearifan lokal di setiap daerah untuk menunjang potensi kekayaan nusantara, dan membuat rangkaian strategi untuk lebih saling mengenal adat dan budaya suku lain, meningkatkan solidaritas dan rasa saling menghormati antar suku, agama, budaya dan bahasa
4)    Para pendidik merupakan ujung tombak dalam memberikan pemahaman, memberikan contoh secara nyata kepada peserta didik, akan pentingnya sikap saling menghargai, menghormati perbedaan antar suku, agama, budaya dan bahasa yang ada.